Logo WhatsApp

Anda Mencari Tempat Jasa Konsultan ISO 9001 Murah di Puncak Kami Solusinya Hubungi : 0857 1027 2813 konsultaniso9001.net adalah Jasa Konsultan ISO 9001, Consultant ISO 14001, Konsultan ISO 22000, OHSAS 18001, Penyusunan Dokumen CSMS-K3LL, K3, ISO/TS 16949,Dll yang BERANI memberikan JAMINAN KELULUSAN & MONEYBACK GUARANTEE ( Tanpa Terkecuali ) yang tertuang dalam kontrak kerja. Sebagai Konsultan ISO dan HSE TERBAIK dan BERPENGALAMAN kami siap membantu perusahaan bapak dan ibu dalam membangun sistem manajemen ISO dan HSE dengan pendekatan yang sistematis tanpa ribet dengan tujuan bagaimana sistem ISO tersebut bisa bermanfaat bagi perkembangan perusahaan serta menjadi pondasi yang kuat untuk kemajuan perusahaan.

Tempat Jasa Konsultan ISO 9001 Murah di Puncak Melalui berbagai TRAINING ISO yang diselenggarakan menggunakan Metode Accelerated Learning, sehingga Karyawan Dipacu untuk lebih aktif dalam pembelajaran sehingga dapat menerapkan Sistem ini dengan Baik Nantinya. Tempat Jasa Konsultan ISO 9001 Murah di Puncak

Tag :
Konsultan ISO 9001 | Tempat Jasa Konsultan ISO 9001 Murah di Puncak

Penyusunan Dokumen ISO dan K3 Terbaik dan Berpengalaman di Sidoarjo

Penyusunan Dokumen ISO dan K3 Terbaik dan Berpengalaman di Sidoarjo | Hubungi : 0857 1027 2813 PT Bintang Solusi Utama adalah Jasa Konsultan ISO 9001, Consultant ISO 14001, Konsultan ISO 22000, OHSAS 18001, Penyusunan Dokumen CSMS-K3LL, K3, ISO/TS 16949,Dll yang BERANI memberikan JAMINAN KELULUSAN & MONEYBACK GUARANTEE ( Tanpa Terkecuali ) yang tertuang dalam kontrak kerja. Sebagai Konsultan ISO dan HSE TERBAIK dan BERPENGALAMAN kami siap membantu perusahaan bapak dan ibu dalam membangun sistem manajemen ISO dan HSE dengan pendekatan yang sistematis tanpa ribet dengan tujuan bagaimana sistem ISO tersebut bisa bermanfaat bagi perkembangan perusahaan serta menjadi pondasi yang kuat untuk kemajuan perusahaan. Penyusunan Dokumen ISO dan K3 Terbaik dan Berpengalaman di Sidoarjo

saco-indonesia.com, Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman, telah mengatakan, untuk dapat menjaga

saco-indonesia.com, Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman, telah mengatakan, untuk dapat menjaga kepercayaan publik, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebaiknya segera untuk memeriksa Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) terkait dalam kasus sport center Hambalang.

“Segerakan periksa Ibas atau publik tidak akan percaya lagi sama KPK,” kata Boyamin, Kamis 6 Februari 2014 kemarin malam.

Menurut dia, nama Ibas juga sudah disebut-sebut terkait dalam kasus Hambalang, baik oleh Yulianis sebagai mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, maupun mantan ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.

Karena itu, publik juga harus mengetahui sejauh mana keterlibatan Ibas bila memang ada. Selain itu, pemeriksaan tersebut untuk dapat meluruskan keseimpangsiuran dugaan keterlibatannya.

“Pertimbangan karena dia (Ibas) anak Presiden tentu ada. Jika dihalang-halangi dari pemeriksaan tersebut akan menjadi kerugian, baik bagi KPK maupun Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. SBY sendiri pernah berkoar-koar mengatakan ‘Saya akan menjadi panglima terdepan memberantasan korupsi’,” tuturnya.

Yulianis, yang juga saksi kunci kasus Hambalang, juga pernah mengatakan bahwa Bos Grup Permai yang juga mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, telah memberikan uang USD200 ribu kepada Ibas. Uang tersebut diberikan terkait dalam Kongres Partai Demokrat 2010.

Meski demikian, Yulianis juga mengaku tidak melihat langsung uang tersebut diserahkan oleh Nazaruddin.

Selain itu, Anas juga telah menganggap Ibas layak diperiksa KPK sebagai saksi seputar aliran dana proyek Hambalang. “Kalau saya ditanya, apakah Mas Ibas layak dimintai keterangan oleh KPK? Menurut saya, layak,” ujar Anas


Editor : Dian Sukmawati

Salah satu produk dari Toyota Motor Coorporation (TMC) yang masih eksis dari zaman dahulu sampai sekarang adalah Mobil Sedan Cor

Salah satu produk dari Toyota Motor Coorporation (TMC) yang masih eksis dari zaman dahulu sampai sekarang adalah Mobil Sedan Corolla, Mobil Sedan Corolla merupakan mobil terlaris didunia, sejak pertama kali diproduksi tahun 1966 sampai sekarang diusianya yang sudah 40 tahun, sudah lebih dari 40 juta unit terjual. bahkan Mobil Sedan Corolla tidak hanya diproduksi di negara asalnya Jepang namun juga Mobil Sedan Corolla diproduksi di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Afrika Selatan, Thailand, Inggris, Turki dan beberapa negara lainya dengan total 15 pabrik diseluruh dunia dan mencatat penjualan terbaik selama 76 tahun.

-- Mobil Sedan Corolla dari Generasi ke Geberasi --


Dari awal kelahiranya hingga sekarang, Mobil Sedan Corolla sudah terdapat beberapa generasi dari Mobil Sedan Corolla ini di berbagai masa.


1. Mobil Sedan Corolla Generasi Pertama E10 Series (1966-1970)

 

 

 



Mobil Sedan Corolla pertama kali dipasarkan dan mendulang sukses di Amerika pada tahun 1968. Mobil Sedan Corolla Generasi pertama terdiri dari beberapa varian seperti mobil kecil sederhana bermesin 2K 1100 cc yang diberi kode KE10 untuk sedan, KE15 untuk coupe, dan KE16 untuk Wagon. Model facelift yang hadir pada tahun 1969 bermesin 3K 1200 cc diberi kode KE11 untuk Sedan, KE18 untuk Wagon dan KE17 untuk Sprinter Coupe. diluar negara Jepang, negara yang pertama kali mendapatkan Mobil Sedan Corolla adalah Australia.


2. Mobil Sedan Corolla Generasi Kedua E20 Series (1971-1974)

 

 

Pada Genarasi Kedua dari Mobil Sedan Corolla ini dikenal 2 Varian yaitu KE dan TE, dengan Varian TE memiliki bentuk yang lebih sporty. Mobil Sedan Corolla Generasi kedua atau 20-series ini lebih besar dari Mobil Sedan Corolla Generasi pertama. Ini merupakan model Toyota yang sukses di seluruh dunia. Mesin yang digunakan adalah 3K (1200 cc), 3K-B (1200 cc dengan 2 karburator), T (1400 cc), 2T (1600 cc), dan 2T-G (1600 cc DOHC) berkemampuan tinggi. Pada tahun 1972, diperkenalkan model sport Corolla Levin dan Sprinter Trueno. Corolla Levin menjuarai Press on Regardless Rally di Amerika, dan 1000 Lakes Rally di Finlandia.

Di Indonesia, Corolla generasi ini yang pertama kali dijual ke pasar dengan model sedan 4 pintu bermesin 1200cc dan transmisi 4 speed manual.


3. Mobil Sedan Corolla Generasi Ketiga E30, E40, E50, E60 Series (1975-1979)

 

 

 

Mobil Sedan Corolla Generasi ketiga diantaranya adalah Corolla Sedan, Hardtop, dan Wagon berbasis 30-series, Sprinter Sedan 40-series. Corolla dan Sprinter Sports Coupe dan Liftback berbasis 50-series. Semua model yang menggunakan mesin dengan emisi rendah serta Toyota Total Clean (TTC), 60-series, model ini hanya dijual di Jepang.

 

4. Mobil Sedan Corolla Generasi Keempat E70 Series (1980-1984)

 

 

 

Mobil Sedan Corolla Generasi Keempat Ini merupakan Corolla terakhir untuk semua model yang menggunankan layout FR (berpenggerak roda belakang). Di Jepang banyak sekali varian dan bentuknya. Ada Sedan 2 dan 4 pintu, Hardtop, Coupe, Liftback, Station Wagon, dan Van. Mesin yang tersedia adalah 1300 cc 4K, 1500 cc 5K, 1600 cc 2T dan 2T-G(DOHC). Model di Amerika bermesin 2T-C(1600 cc) dan 3T-C(1800 cc) dengan bentuk body Sedan 2 pintu, 4 pintu, Coupe, Hardtop, Liftback, dan Wagon. Perusahaan karoseri di California ada yang membuat Corolla Convertible dengan atap kanvas yang bisa dibuka berbasis Corolla Hardtop.

Di Indonesia hanya tersedia dalam variant DX 4 pintu bermesin 1300 cc 4K. Platform generasi ini juga dipakai untuk Daihatsu Charmant. Corolla DX di Indonesia tahun 1980 memiliki 4 lampu depan yg berbentuk bulat, bumper masih menggunakan besi dengan karet di kedua ujungnya, pada tahun 1981 mengalami perubahan pada lampu depan jadi bentuk petak. Model tahun 1982 mempunyai perbedaan pada lampu sen depan yg melebar ke samping dan lampu belakang baru, sedangkan tahun 1983 Corolla DX hadir dengan tachometer dan bumper urethane yang panjang.


5. Mobil Sedan Corolla Generasi Kelima E80 Series (1985-1987)

 

 

Apakah yang terlintas dibenak anda kalau melihat sekilas foto mobil diatas ? yap tidak salah lagi pasti anda akan teringat salah satu anime jepang yang sangat populer "Initial D" , tepat foto Mobil Sedan Corolla diatas adalah Mobil Sedan Corolla tipe AE86 yang digunakan Takumi balapan digunung akina yang merupakan Mobil Sedan Corolla generasi kelima.

 

Pada Mobil Sedan Corolla Generasi kelima ini Hanya model sport Corolla Levin dan Sprinter Trueno yang berpenggerak roda belakang, model yang lain berpenggerak roda depan. Sprinter Trueno dijual di Amerika sebagai Corolla SR5 dan GT-S. AE86 adalah kode untuk Levin dan Trueno bermesin kemampuan tinggi 4A-GE(1600 cc DOHC), yaitu GT, GT-S, GT-V, dan APEX. AE86 sangat popular dengan sebutan Hachiroku, yang berasal dari Bahasa Jepang, hachi = 8, dan roku = 6.

Di Indonesia, Corolla generasi ini yang dipasarkan secara resmi hadir dalam versi GL (AE80) dengan mesin 2A 1300 cc dan versi facelift SE Saloon (EE80) dengan mesin 2E 1300 cc. 

 

6. Mobil Sedan Corolla Generasi Keenam E90 Series (1988-1992)

 

 

 

 

Mulai generasi ini kebanyakan Mobil Sedan Corolla sudah bermesin Twincam 4A-F (Head sempit) atau 4A-G( Head lebar) dengan karburator atau injection. Mesin bensin 1300 cc dengan karburator dan diesel dipasang pada Corolla Sedan versi murah serta Station Wagon dan Van. Corolla Sedan juga dibuat dalam versi mewah yaitu SE Limited untuk Asia yang hampir sama dengan LE di Amerika. Mobil Sedan Corolla versi Amerika memiliki bumper yang lebih panjang dibanding versi untuk region lainnya, serta lampu indikator merah di fender belakang. Corolla GTi yang sporty dengan mesin 4A-GE dibuat dalam bentuk Hatchback, Sedan, dan Liftback.

Di Jepang, model sports coupe Corolla Levin dan Sprinter Trueno ada yang menggunakan mesin 4A-GZE dengan Supercharger. Corolla Coupe untuk Amerika sebenarnya adalah Sprinter Trueno dengan lampu depan retractable. Tersedia dalam 2 pilihan yaitu SR5 dan GT-S.

Corolla All-Trac Wagon yang memiliki body berbeda dengan Wagon biasa berbasis pada Sprinter Carib di Jepang. Mobil berkode AE95 ini merupakan model pertama Mobil Sedan Corolla generasi keenam yang dijual di Australia pada tahun 1988. Corolla AE90 dan AE92 dalam bentuk Sedan, Hatchback, serta AE92 Liftback yang disebut Seca baru hadir pada tahun 1989.


Di Indonesia, model Mobil Sedan Corolla ini dikenal dengan nama Corolla Twincam, meskipun yang 1300 cc bermesin single cam (SOHC).

Tersedia 4 tipe yang resmi dipasarkan oleh Toyota Astra Motor:

  1. 1.3 SE sedan, mesin 2E (72 hp -6000 rpm)
  2. 1.6 SE Limited sedan, mesin 4A-F (94 hp - 6000 rpm, 12,9 kgm - 4000 rpm)
  3. 1.6 GTi sedan, mesin 4A-GE (140 hp - 7200 rpm; 15 kgm - 6000 rpm)
  4. 1.6 Liftback 5-door, mesin 4A-F (94 hp - 6000 rpm, 12.9 kgm - 4000 rpm)

 7. Mobil Sedan Corolla Generasi Ketujuh E100 Series (1992-1997)

 


Diluncurkan di Jepang pada pertengahan tahun 1991 dengan mesin 1300 cc 4E, 1500 cc 5E, 1600 cc 4A, dan 2000 cc diesel 2C. Model Sedan  dan Coupe diproduksi sampai tahun 1995, sedangkan model Station Wagon dan Van tetap dibuat sampai tahun 2000.

Disebut Great Corolla di Indonesia dengan model SE menggunakan mesin 2E 1300 cc dan SE-G dengan mesin 4A-FE 1600 cc. 1.3 SE digantikan oleh 1.6 SE pada tahun 1994.

Model baru untuk tahun 1993 di Amerika dengan model Standard, DX, and LE Sedan, serta DX Station Wagon. Model standard bermesin 4A-FE(1600 cc), DX dan LE menggunakan mesin 7A-FE(1800 cc). Untuk tahun 1996, Mobil Sedan Corolla versi Amerika mendapat facelift dan semua model di produksi di Amerika. Model LE and Station Wagon yang di import dari Jepang tidak dijual lagi. Mobil Sedan Corolla CE (Classic Edition) mulai dipasarkan.

Di Australia, Mobil Sedan Corolla generasi ini diluncurkan pada tahun 1994, dan diproduksi secara lokal. Corolla Sedan terdiri dari model 1.6 CSi, 1.6 CSX, 1.8 CSX Conquest, and 1.8 Ultima, sedangkan Corolla Hatchback adalah 1.6 Seca CSi, 1.8 Seca Conquest, dan 1.8 Seca RV. Hanya satu model yang di import dari Jepang yaitu Corolla Sprinter Liftback.


8. Mobil Sedan Corolla Generasi Kedelapan E110 Series (1995-2002)

 

 

 

 

Untuk generasi ini, Toyota membuat Mobil Sedan Corolla yang berbeda untuk region yang berbeda. Versi Jepang mulai dipasarkan di Jepang pada pertengahan tahun 1995, dan beberapa negara Asia, Amerika Selatan, serta Afrika pada tahun 1996. Versi Eropa untuk Eropa dan Australia hadir pada tahun 1997. Versi Amerika hanya untuk USA dan Canada baru untuk model tahun 1998. Versi Eropa hadir dengan penampilan yang sangat berbeda dengan versi untuk region lainnya. Mobil Sedan Corolla Eropa memiliki lampu depan berbentuk bulat.

Untuk di Indonesia, digunakan mesin 4A-FE (AE111 - dikenal dengan nama All New Corolla) dengan tahun edar 1996-1998 dengan variant 1.6 XLi, 1.6 SE-G, dan 1.6 S-Cruise. Model facelift bermesin 7A-FE (AE112) dengan tahun edar 1998-2001 tersedia dalam variant 1.8 XLi dan 1.8 SE-G.

Output mesin : 4A-FE : 115 hp - 6000 rpm, torsi 15 kgm - 4800 rpm. 7A-FE : 120 hp - 6000 rpm, torsi 16 kgm - 4400 rpm. Kedua mesin ini memakai teknologi Twincam 16 valve EFI

Corolla AE112 atau dikenal dengan nama New Corolla ini merupakan sedan dengan fitur terlengkap dan termewah di kelasnya saat itu. Dilengkapi dengan ABS, dual airbag, variable timing wiper, dan sebagainya.


9. Mobil Sedan Corolla Generasi Kesembilan E120, E130 Series (2000-2006)

 

 


Pada Mobil Sedan Corolla Generasi Kesembilan ini, Dimensi lebih besar dari generasi sebelumnya. Ada 2 macam body untuk Sedan 4-pintu, yaitu versi Jepang yang juga dijual di Eropa dan Australia, dan Corolla Altis yang lebih besar untuk Asia Tenggara dan Amerika. Model Station Wagon disebut Corolla Fielder di Jepang, dan juga diekspor ke Australia dan Eropa.

Di Amerika, Corolla Sedan dipasarkan dalam trim level CE, S, LE, dan XRS. CE, S, dan LE bermesin 1ZZ-FE VVT-i, ZRS menggunakan mesin 2ZZ-GE VVTL-i. Corolla Matrix yang berbentuk crossover Wagon / SUV dibuat hanya untuk pasar Amerika.

Di Eropa, Corolla Hatchback 3 dan 5 pintu lebih popular dibanding Sedan dan Wagon. Juga ada Hatchback berkemampuan tinggi T-Sport bermesin 2ZZ-GE. Corolla Hatchback 5 pintu dijual di Australia dengan nama Corolla Seca, dan tersedia dalam versi Ascent, Ascent Sport, Conquest, Levin, dan Sportivo. Levin adalah versi mewah dan sporty dengan body kit, bukan coupe seperti Levin terdahulu. Sportivo adalah model berkemampuan tinggi yang sama dengan T-Sport. Mobil Sedan Corolla Sedan di Australia dipasarkan dalam versi Ascent, Conquest, dan Ultima.

Mobil Sedan Corolla Altis di Indonesia dimulai tahun 2001 sampai sekarang dan telah mengalami beberapa kali perubahan 2001-2003 : generasi 1 Altis di Indonesia. mesin 1ZZ-FE non VVT-i (128 hp - 6000 rpm, 16,3 kgm - 4400 rpm) SAE NET. Dirakit secara terurai (CKD) dari Thailand. 2004-2005 : generasi 2 Altis di Indonesia, mesin 1ZZ-FE VVT-i (136 hp - 6000 rpm, 17,4 kgm - 4200 rpm) SAE NET. Untuk versi A/T telah dilengkapi Super ECT. Mulai tipe ini dan selanjutnya diimpor secara utuh (CBU) dari Thailand. 2006-sekarang : generasi 3 Altis, dengan penambahan fitur-fitur seperti MID, Audio control di stir, dll.

 

10. Mobil Sedan Corolla Generasi Kesepuluh E140, E150 Series (2006-Sekarang)


 

 

 

 


Mobil Sedan Corolla terbaru yang disebut Corolla Axio, dan Station Wagon Corolla Fielder diluncurkan di Jepang pada akhir tahun 2006. Model Hatchback bernama Auris, dan yang lebih exclusive adalah Blade. Axio, Fielder, dan Auris bermesin 1.5 liter VVT-i 1NZ-FE, atau mesin baru 1.8 liter Dual VVT-i 2ZR-FE. Blade menggunakan mesin 2.4 liter VVT-i 2AZ-FE.

Corolla untuk Amerika model tahun 2009 dipasarkan mulai awal tahun 2008 dengan model Standard (paling murah), LE (menengah), S (sporty), XLE (mewah), dan XRS (sport berkemampuan tinggi). Corolla XRS menggunakan mesin 2400 cc, sedangkan model lainnya 1800 cc.

Untuk pasar di negara besar Eropa, Corolla digantikan oleh Auris. Auris berbentuk Hatchback 3 dan 5 pintu. Mesin yang digunakan adalah 1.4 dan 1.6 liter bensin, serta 2.0 dan 2.2 liter common rail diesel. Versi termahal adalah T180 yang bermesin 2.2 liter diesel. Mobil Sedan Corolla  hanya dipasarkan di Irlandia and beberapa negara Eropa saja.

 

 

Di Australia, baik model Sedan maupun Hatchback tetap menggunakan nama Corolla. Trim level untuk Mobil Sedan Corolla sama seperti generasi sebelumnya. Corolla Hatchback versi Australia sama dengan Auris, dan tersedia dalam trim level Ascent, Conquest, Sportivo SX, dan Sportivo ZR.

Di Indonesia, Mobil Sedan Corolla terbaru ini diluncurkan pada 28 Februari 2008 dengan 3 grade, yaitu : 1.8 V A/T, 1.8 G A/T, dan 1.8 J M/T. Mesin yang digunakan tetap mesin 1ZZ-FE 1800 cc VVT-i 16 valve dengan mematuhi aturan emisi yang lebih ketat (EURO III). dilengkapi 4 speed A/T triptronic transmission dan 5 speed M/T; Fitur cruise control dapat ditemukan di 1.8 V A/T. Pada tahun 2009, Corolla dengan grade V mendapat mesin baru 3ZR-FE 2000 cc dengan Dual VVT-i, sedangkan model lainnya tetap menggunakan mesin 1800 cc.

 

 


Mobil Sedan Corolla Altis versi facelift diperkenalkan pada 2010 Indonesia International Motor Show. Semua model hadir dengan bumper, grille, dan lampu belakang baru. Model 1.8 E and 1.8 G hadir dengan mesin baru 2ZR-FE Dual VVT-i. Transmisi untuk 1.8 E adalah 6 speed manual, sedangkan 1.8 G menggunakan 5 speed CVT automatic.


-- Keuntungan dan Kelebihan Mobil Sedan Corolla --

  1. Perawatan Yang Mudah
  2. Harga Jual Kembali Yang Tinggi
  3. Mudah Dimodifikasi
  4. Komponen yang Mudah Didapat
  5. Tidak Mudah Rewel dan Bandel
  6. Gaya dan Cocok untuk semua kalangan

Dengan banyaknya populasi Mobil Sedan Corolla serta banyaknya komunitas dari Mobil Sedan Corolla diseluruh dunia, membuat Mobil Sedan Corolla memiliki harga jual yang tinggi karena banyaknya orang yang ingin memiliki mobil klasik yang bandel dengan kualitas yang sudah teruji selama dua dekade lebih. selain itu hal ini menyebababkan tidak sulitnya untuk mendapatkan berbagai komponen dan onderdil dari Mobil Sedan Corolla ini, dengan mesin yang bandel, tidak mudah rewel serta perawatan yang mudah, Mobil Sedan Corolla layak untuk dijadikan pilihan.

 

 

Imagine an elite professional services firm with a high-performing, workaholic culture. Everyone is expected to turn on a dime to serve a client, travel at a moment’s notice, and be available pretty much every evening and weekend. It can make for a grueling work life, but at the highest levels of accounting, law, investment banking and consulting firms, it is just the way things are.

Except for one dirty little secret: Some of the people ostensibly turning in those 80- or 90-hour workweeks, particularly men, may just be faking it.

Many of them were, at least, at one elite consulting firm studied by Erin Reid, a professor at Boston University’s Questrom School of Business. It’s impossible to know if what she learned at that unidentified consulting firm applies across the world of work more broadly. But her research, published in the academic journal Organization Science, offers a way to understand how the professional world differs between men and women, and some of the ways a hard-charging culture that emphasizes long hours above all can make some companies worse off.

Photo
 
Credit Peter Arkle

Ms. Reid interviewed more than 100 people in the American offices of a global consulting firm and had access to performance reviews and internal human resources documents. At the firm there was a strong culture around long hours and responding to clients promptly.

“When the client needs me to be somewhere, I just have to be there,” said one of the consultants Ms. Reid interviewed. “And if you can’t be there, it’s probably because you’ve got another client meeting at the same time. You know it’s tough to say I can’t be there because my son had a Cub Scout meeting.”

Some people fully embraced this culture and put in the long hours, and they tended to be top performers. Others openly pushed back against it, insisting upon lighter and more flexible work hours, or less travel; they were punished in their performance reviews.

The third group is most interesting. Some 31 percent of the men and 11 percent of the women whose records Ms. Reid examined managed to achieve the benefits of a more moderate work schedule without explicitly asking for it.

They made an effort to line up clients who were local, reducing the need for travel. When they skipped work to spend time with their children or spouse, they didn’t call attention to it. One team on which several members had small children agreed among themselves to cover for one another so that everyone could have more flexible hours.

A male junior manager described working to have repeat consulting engagements with a company near enough to his home that he could take care of it with day trips. “I try to head out by 5, get home at 5:30, have dinner, play with my daughter,” he said, adding that he generally kept weekend work down to two hours of catching up on email.

Despite the limited hours, he said: “I know what clients are expecting. So I deliver above that.” He received a high performance review and a promotion.

What is fascinating about the firm Ms. Reid studied is that these people, who in her terminology were “passing” as workaholics, received performance reviews that were as strong as their hyper-ambitious colleagues. For people who were good at faking it, there was no real damage done by their lighter workloads.

It calls to mind the episode of “Seinfeld” in which George Costanza leaves his car in the parking lot at Yankee Stadium, where he works, and gets a promotion because his boss sees the car and thinks he is getting to work earlier and staying later than anyone else. (The strategy goes awry for him, and is not recommended for any aspiring partners in a consulting firm.)

A second finding is that women, particularly those with young children, were much more likely to request greater flexibility through more formal means, such as returning from maternity leave with an explicitly reduced schedule. Men who requested a paternity leave seemed to be punished come review time, and so may have felt more need to take time to spend with their families through those unofficial methods.

The result of this is easy to see: Those specifically requesting a lighter workload, who were disproportionately women, suffered in their performance reviews; those who took a lighter workload more discreetly didn’t suffer. The maxim of “ask forgiveness, not permission” seemed to apply.

It would be dangerous to extrapolate too much from a study at one firm, but Ms. Reid said in an interview that since publishing a summary of her research in Harvard Business Review she has heard from people in a variety of industries describing the same dynamic.

High-octane professional service firms are that way for a reason, and no one would doubt that insane hours and lots of travel can be necessary if you’re a lawyer on the verge of a big trial, an accountant right before tax day or an investment banker advising on a huge merger.

But the fact that the consultants who quietly lightened their workload did just as well in their performance reviews as those who were truly working 80 or more hours a week suggests that in normal times, heavy workloads may be more about signaling devotion to a firm than really being more productive. The person working 80 hours isn’t necessarily serving clients any better than the person working 50.

In other words, maybe the real problem isn’t men faking greater devotion to their jobs. Maybe it’s that too many companies reward the wrong things, favoring the illusion of extraordinary effort over actual productivity.

Ms. Pryor, who served more than two decades in the State Department, was the author of well-regarded biographies of the founder of the American Red Cross and the Confederate commander.

Artikel lainnya »