saco-indonesia.com, Dirusaknya Satlantas di Jalan Trunojoyo dan Bundaran Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Jaksel) oleh
saco-indonesia.com, Dirusaknya Satlantas di Jalan Trunojoyo dan Bundaran Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Jaksel) oleh sekelompok orang yang tak dikenal, telah membuktikan bahwa wibawa polisi merosot di titik terendah.
"Memang (wibawa polisi tengah merosot) yang telah menjaga pos kepolisian itu kan polisi dan itu simbol kenegaraan. Memang tren pos polisi di serang marak, lantaran penindakannya yang tidak tuntas," kata pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar, Senin (10/2/2014).
Dia juga memprediksi, jika Polri tak mengungkap kasus ini hingga ke akarnya, maka bukan mustahil peristiwa serupa akan dapat terulang. "Saya harap ini kejadian yang terakhir. Jadi polri juga harus mencari sekuat mungkin siapa pelakunya dan menindak tegas, hukum seberat-beratnya,"singkatnya.
Polisi juga akan terus mengusut kasus kasus perusakan terhadap dua Pos Pol Satlantas di Jakarta Selatan (Jaksel). Saat ini telah ada lima saksi yang diperiksa, yaitu Sumiati (18), Topan Saputra (17), Juleha (20), Tari (18), Taunah (66).
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto juga menuturkan, pelaku perusakan dua Pos Pol Satlantas telah memiliki ciri-ciri berambut cepak.
Kejadian bermula dari perempatan Kuningan pukul 22.30 malam WIB, saat anggota lantas telah menghentikan arus lalin karena akan lewat rombongan Wapres. Kemudian ada pengendara sepeda motor berambut cepak berboncengan nyelonong kemudian dihentikan anggota lantas (lalu-lintas).
Setelah dijelaskan kemudian yang bonceng turun memukul anggota lantas hingga jatuh. Rekan anggota lantas lainnya yang tidak jauh dari lokasi mendatangi pembonceng tersebut untuk melerai.
Malah dipukul di wajah kemudian dibalas dan saling akhirnya saling pukul. Saat itu juga anggota lantas yang pertama berkelahi dengan yang mengendarai motor. Kondisi seperti itu Danton Lantas Ipda Kardi datang melerai dan membubarkan.
Dijelaskannya, sang pengendara motor tersebut juga sempat mengutarakan kecaman kepada anggota lantas. "Saat itu pembonceng mengatakan Awas kamu! Saya tidak terima, tunggu saya, saya akan datang dengan pasukan," papar Rikwanto.
Editor : Dian Sukmawati
saco-indonesia.com, Dua anggota Serse Narkoba Polresta Tasikmalaya ambruk ditusuk oleh pengedar ganja, saat dalam melakukan pena
saco-indonesia.com, Dua anggota Serse Narkoba Polresta Tasikmalaya ambruk ditusuk oleh pengedar ganja, saat dalam melakukan penangkapan di rumahnya di Kampung Gandok, Desa Margamulya, Kabupaten Tasikmalaya.
Kedua polisi yang sedang menyamar masing masing Brigadir Wawan dan Aiptu Hilman masih harus menjalani perawan di RSID Tasikmalaya.
Aksi penusukan yang diakhir dengan penembakan itu sontak telah membuat kaget warga setempat. Dalam tempo singkat warga pun telah berkerumum d lokasi kejadian. “ Kami juga kaget dan terbangun saat mendengar tembakan,“ kata seorang warga.
Keteranga seorang petugas UGD Rumah sakit korban Hilman telah mengalami luka sabetan dan tusukan senjata tajam di dahi, dan kepala bagian belakang. Sedang Wawan telah mengalami luka sayatan di lengan kanan.
“Kedua polisi tersebut ditusuk saat menyamar. Sial kedua bandar incarannya Dadeng dan Iman telah melawan dan menusuk kedua korban.
Ijang yang berusia 40 tahun , seorang warga menjelaskan, kedua polisi telah berhasil menangkap kedua tersangka saat bertramsaksi di rumahnya. Pagi itu seorang bandar diborgol dan satunya belum.
“ Bandar yang belum diborgol telah melawan dan menusuk menggunakan pisau,“ ucapnya saat dihubungi melalui selulernya.
Dalam kondisi luka, kedua polisi lanjut Injang, masih melawan. Pistol yang diselipkan di pinggang kemudian dua timah diledakan tepat di kaki seorang bandar Iman. “ Bandar Dadeng telah berhasil kabur dan masih diburu polisi,“ ujar Ijang yang menyaksilkan drama penusukan tersebut.
Seorang anggota polisi Polresta Tasikmlaya saat dihubungi menjelaskan kedua anggota yang ditusuk bandar ganja kondisinya sudah mulai membaik.
Bandar yang ditembak kini juga sudah diamankan dan dijebloskan ke kamar tahanan
Editor : Dian Sukmawati