Ceruk peluang bisnis bagi industri sewa mobil melaju pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat di Indonesi
Ceruk peluang bisnis bagi industri sewa mobil melaju pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat di Indonesia dan telah membuat banyak perusahaan bertumbuh besar. Alat transportasi pun juga semakin dibutuhkan untuk dapat memudahkan mobilisasi demi kepentingan bisnis. "Sekarang memang banyak jasa sewa mobil yang berdiri atau tumbuh karena kebutuhan perusahaan semakin banyak. Baik itu transportasi karyawan hingga transportasi untuk mengangkut hasil tambang," Prodjo Sunarjanto, Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada (ASSA), salah satu perusahaan sewa mobil perusahaan terbesar di Indonesia.
Dia juga mengakui sebelum ini industri sewa mobil untuk perusahaan memang sudah banyak pemainnya, tetapi dengan pertumbuhan ekonomi seperti ini telah membuat bisnis semakin menggiurkan. Oleh karena itu dia berharap ekonomi Indonesia bisa terus meningkat atau setidaknya terjaga agar ritme industri sewa mobil bisa terus bertahan. "Kalau pertumbuhan ekonomi jelek atau anjlok kayak waktu tahun 1998, ya kacau. Perusahaan pada bangkrut, tingkat sewa juga menurun drastis," ungkapnya.
Pendorong lainnya adalah persentase Return on Equity (ROE) atau rasio tingkat pengembalian atas modal yang tinggi yang mengindikasikan apakah perusahaan dikelola dengan baik dan efisien. Semakin tinggi persentase artinya semakin efisien sebuah perusahaan dikelola. "Perusahaan kami tahun ini akan menargetkan ROE mencapai 18%," harapnya. Dia juga menambahkan, model bisnis sewa mobil memang padat modal sehingga modal yang dibutuhkan tinggi.
Industri Sewa Mobil Didukung Perbankan
Cara manajemen dan skema keuangan pun telah menjadi penting untuk dapat menghasilkan keuntungan. "Banyak perusahaan yang salah menerapkan hal ini karena tidak menyadari industri ini telah memiliki skema yang berbeda, jadi banyak perusahaan yang tidak berkembang atau malah bisa tutup. Salah satu skema yang biasa terjadi adalah kompetisi dengan harga murah, tidak memperhitungkan banyak hal hingga akhirnya kekurangan dana untuk berkembang," tambahnya. Oleh karena itu, ASSA memutuskan tidak akan main banting-bantingan harga.
Risiko yang tersebar juga menjadi andalan industri rental mobil untuk terus melaju pertumbuhannya. Prodjo juga menjelaskan, banyak bank yang berminat untuk memberikan pinjaman karena kemungkinan gagal bayar sangat kecil. Alasannya, industri rental mobil merupakan bisnis padat modal berupa mobil atau kendaraan lainnya. Modal ini pun bisa dicairkan dengan cara menjual sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
"Kita kan bisnis padat modal, banyak mobil yang kita miliki yang harganya minimal Rp 150 juta. Kalau ada utang atau apa-apa yang butuh uang kita tinggal jual. Apalagi kalau ekonomi sedang anjlok berarti harga mobil dan kurs dolar meningkat, artinya harga jual mobil bekas juga meningkat. Pengalaman saya waktu tahun 1998, harga mobil Rp 30 juta bisa dijual Rp 100 juta," jelasnya. Hal ini membuat risiko perusahaan tersebar sehingga cenderung lebih aman. "Oleh karena itu, bank juga selalu siap meminjamkan uangnya karena senang dengan bisnis model industri rental mobil," tegasnya.
saco-indonesia.com, Kepolisian Resor Kota Bandarlampung telah berhasil menangkap Prayoga alias Yoga, warga Jl Ryacudu Kelurahan
saco-indonesia.com, Kepolisian Resor Kota Bandarlampung telah berhasil menangkap Prayoga alias Yoga, warga Jl Ryacudu Kelurahan Waydadi, Kecamatan Sukarame, yang juga sempat mengaku sebagai anggota Badan Narkotika Nasional ( BNN ). Setelah diselidiki ternyata Yoga hanya mengaku-ngaku saja.
Kasat Narkoba Polesta Bandarlampung Kompol Sunaryoto juga mengatakan, tersangka telah berhasil ditangkap seusai pesta narkoba jenis sabu pada Rabu (29/1) sekitar pukul 05.30 WIB di rumahnya. "Penangkapan tersangka berdasarkan informasi dari masyarakat bahwa ada seorang pengusaha laundry yang juga mengaku sebagai anggota BNN ," kata dia.
Ia juga menyatakan, di tempat tersebut diduga sering telah dijadikan ajang transaksi narkoba. Berdasarkan informasi tersebut, pihaknya telah melakukan penyelidikan di tempat itu, dan mencurigai sebuah rumah yang digunakan untuk usaha pencucian "Firly Laundry".
Petugas kepolisian telah menggerebek tempat itu, dan juga menangkap tersangka yang bernama Prayoga alias Yoga serta melakukan penggeledahan di rumah ini.
"Pada saat dilakukan penggeledahan di rumahnya, polisi telah menemukan tiga buah plastik klip yang berisikan sabu, empat korek api, dan seperangkat alat hisap atau bong," kata dia.
Sunaryoto juga mengungkapkan, selain narkoba jenis sabu, polisi juga telah menemukan sepucuk senjata api rakitan berikut 10 butir peluru aktif yang berada di dalam tas kecil yang disimpan tersangka di dalam kamarnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersangka juga mengaku bahwa sabu tersebut didapatkan dari seseorang bernama Wiwid, warga Kecamatan Sukarame, dengan cara membelinya.
"Tersangka telah membeli sabu seharga Rp 300 ribu satu paketnya, sedangkan senjata api dan 10 butir amunisi yang telah dimiliki tersangka tersebut diberi dari seorang bernama Anton, warga Tegineneng Kabupaten Pesawaran," kata dia.
Berdasarkan informasi tersangka Yoga itu, polisi kemudian telah melakukan pengejaran terhadap tersangka Wiwid. Tapi tersangka sudah tidak ada di tempatnya dan melarikan diri, sehingga dimasukkan daftar pencarian orang (DPO).
Tersangka telah dijerat dengan pasal 114 ayat 1 subpasal 112 ayat 1 Undang Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman paling singkat lima tahun dan paling lama 20 tahun penjara.
Selain itu, tersangka juga telah dikenakan UU Darurat No. 12 Tahun 1951 atas kepemilikan senjata api dengan ancaman hukuman mati, penjara seumur hidup dan setinggi-tingginya 20 tahun penjara.
Pengakuan tersangka Yoga bahwa barang tersebut miliknya dan baru selesai dipakai. Shabu didapatkannya dengan membeli dari seseorang yang dikenalnya bernama Widada alias Wiwid, warga Sukarame yang diduga merupakan seorang oknum anggota TNI.
"Saya beli dari Wiwid satu paketnya seharga Rp300 ribu dan membeli tiga paket. Saya mengonsumsi shabu baru dua bulan, selain juga mengedarkannya karena keuntungannya lumayan," kata dia.
Ia juga mengaku senjata api dan peluru itu, telah diberikan oleh temannya yang bernama Anton, dari Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, sedangkan mobil sedan warna silver menyewa dari rental mobil.
"Saya dikasih senjata api itu, sudah dua bulan dan ada sama saya. Saya punya itu hanya untuk jaga-jaga, bukan untuk melakukan kejahatan," katanya.
Editor : Dian Sukmawati